Rakyat bernyanyi untukmu pemerintah….
Beberapa pekan
terakhir melihat pemberitaan di media terkait isu kenaikan BBM. Walaupun
sebenarnya hal ini sudah tak asing ditelinga namun belakangan menjadi hangat
dikarenakan ada dugaan bahwa rencana kenaikan BBM ini dikait-kaitkan dengan
momentum mendekati pemilu 2014 dan bertambah seru tatkala pemerintah berencana
memberikan santunan berupa Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM).
Kenaikan BBM ini pun saya rasakan di daerah betapa untuk mendapatkan bensin
harus mengantri panjang dan kondisi stok BBM di SPBU yang sering kehabisan
bahkan tak jarang harus menunggu hingga sepekan lamanya. Melihat fenomena ini
saya teringat akan sebuah lirik lagu dari tembang yang dinyanyikan oleh Cakra
Khan dengan judul Harus Terpisah yang lagi nge-hits dan tak asing ditelinga. Kalau
sepintas dimaknai lagu ini menyampaikan pesan tentang seseorang yang tersakiti
hatinya oleh sang kekasih. Tepat seperti itulah yang saat ini dirasakan oleh
rakyat Indonesia yang merasa sakit hatinya oleh ulah pemerintah. Mohon maaf
sebelumnya untuk pencipta dan pelantun lagu ini, mohon izin untuk mencoba
memaknai syair lagunya dari sisi yang berbeda J
Ku berlari,
kau terdiam, ku menangis, kau tersenyum…
Ku berduka,
kau bahagia, ku pergi, kau kembali…
Ku mencoba
meraih mimpi, kau coba tuk hentikan mimpi…
Memang kita
takkan menyatu…
Kita kaji satu persatu…check it out…
Ku berlari
kau terdiam…Saat ini rakyat ingin agar pemerintah serius dalam
menangani berbagai kasus yang menghantui negeri. Salah satu dari sekian banyak
kasus itu ialah korupsi. Rakyat sudah tak sabar ingin melihat ketegasan
pemerintah untuk segera menyelesaikan kasus korupsi yang merugikan Negara
begitu besar. Kasus korupsi tidak ditindak malah menaikan harga BBM seakan
pemerintah mendiamkan hal ini. Akhirnya para koruptor bebas berkeliaran dan
calon koruptor semakin berani dan bertambah yakin untuk melakukan korupsi.
Penegak hukum (sebut saja KPK) cari muka namun esensi pemberantasan korupsi
jauh panggang dari api. Ibarat kapal bocor, sibuk menyelamatkan penumpang saja,
tapi terlupa kapal yang bocor tidak segera ditambal. Tunggu saja banyak korban
yang berjatuhan.
Ku menangis
kau tesenyum… Rakyat sudah cukup menderita dengan kondisi perekonomian
yang saat ini mendera negeri, mencekik bahkan menindas. Ditambah hutang Negara
yang begitu besar. Tingkat kemiskinan yang menurut pemerintah menurun
seakan-akan hanya pemanis kata karena bertentangan dengan kondisi riil
dimasyarakat. Rakyat sudah cukup tertekan kenapa ditambah penderitaan dengan
menaikkah harga BBM. Sementara dikau tertawa dan tersenyum menikmati uang
rakyat. Sungguh terlalu, ku berduka kau
bahagia…
Ku pergi kau
kembali…
Ibarat perumpamaan mobil mogok. Kau suruh kami mendorong mobilmu, namun tatkala
mobil jalan kau tinggalkan kami dalam kelelahan. Jangankan tumpangan ucapan
terimakasih pun tidak. Kami mulai sadar betapa kami telah salah memilihmu
menjadi pemimpin kami. Kami mulai pergi meninggalkanmu dan tak percaya lagi
denganmu. Namun tatkala mendekati pemilu, kau kembali datang dengan beribu
janji manismu untuk kembali menggoda hati kami untuk memilihmu. #Menyedihkan.
Ku mencoba
meraih mimpi, kau coba tuk hentikan mimpi…. Beberapa pekan ini kita
mendengar tentang kisah seorang remaja SMK yang meraih nilai ujian tertinggi
se-Jawa Timur. Namun yang lebih menarik untuk diperhatikan adalah remaja
berprestasi ini nyaris gagal melanjutkan mimpinya untuk mengenyam pendidikan
lebih tinggi lagi di bangku perkuliahan. Usut punya usut, kendala ekonomi yang
melatarbelakangi. Walau pada akhirnya ada bantuan dari pemerintah yang kembali
menerbitkan asa bagi remaja ini. Ini hanya sebagian kisah dari sekian banyak
cerita tentang anak-anak bangsa yang memiliki otak brilian yang “gagal” meraih
mimpi dikarenakan faktor biaya pendidikan yang mahal dan seolah-olah ingin
menyampaikan pesan bahwa “orang miskin dilarang pintar”. Sungguh #mengharukan.
Wahai pemerintah, sungguh kami tak banyak menuntutmu.
Cobalah berlaku bijak pada kami dengan memberikan keadilan agar kami dapat
hidup sejahtera. Sebelum akhirnya kami putuskan untuk berpisah darimu. Sekian…