Minggu, 30 Juni 2013

Rakyat bernyanyi untukmu pemerintah….




Beberapa pekan terakhir melihat pemberitaan di media terkait isu kenaikan BBM. Walaupun sebenarnya hal ini sudah tak asing ditelinga namun belakangan menjadi hangat dikarenakan ada dugaan bahwa rencana kenaikan BBM ini dikait-kaitkan dengan momentum mendekati pemilu 2014 dan bertambah seru tatkala pemerintah berencana memberikan santunan berupa Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM). Kenaikan BBM ini pun saya rasakan di daerah betapa untuk mendapatkan bensin harus mengantri panjang dan kondisi stok BBM di SPBU yang sering kehabisan bahkan tak jarang harus menunggu hingga sepekan lamanya. Melihat fenomena ini saya teringat akan sebuah lirik lagu dari tembang yang dinyanyikan oleh Cakra Khan dengan judul Harus Terpisah yang lagi nge-hits dan tak asing ditelinga. Kalau sepintas dimaknai lagu ini menyampaikan pesan tentang seseorang yang tersakiti hatinya oleh sang kekasih. Tepat seperti itulah yang saat ini dirasakan oleh rakyat Indonesia yang merasa sakit hatinya oleh ulah pemerintah. Mohon maaf sebelumnya untuk pencipta dan pelantun lagu ini, mohon izin untuk mencoba memaknai syair lagunya dari sisi yang berbeda J

Ku berlari, kau terdiam, ku menangis, kau tersenyum…
Ku berduka, kau bahagia, ku pergi, kau kembali…
Ku mencoba meraih mimpi, kau coba tuk hentikan mimpi…
Memang kita takkan menyatu…

Kita kaji satu persatu…check it out…

Ku berlari kau terdiam…Saat ini rakyat ingin agar pemerintah serius dalam menangani berbagai kasus yang menghantui negeri. Salah satu dari sekian banyak kasus itu ialah korupsi. Rakyat sudah tak sabar ingin melihat ketegasan pemerintah untuk segera menyelesaikan kasus korupsi yang merugikan Negara begitu besar. Kasus korupsi tidak ditindak malah menaikan harga BBM seakan pemerintah mendiamkan hal ini. Akhirnya para koruptor bebas berkeliaran dan calon koruptor semakin berani dan bertambah yakin untuk melakukan korupsi. Penegak hukum (sebut saja KPK) cari muka namun esensi pemberantasan korupsi jauh panggang dari api. Ibarat kapal bocor, sibuk menyelamatkan penumpang saja, tapi terlupa kapal yang bocor tidak segera ditambal. Tunggu saja banyak korban yang berjatuhan.

Ku menangis kau tesenyum… Rakyat sudah cukup menderita dengan kondisi perekonomian yang saat ini mendera negeri, mencekik bahkan menindas. Ditambah hutang Negara yang begitu besar. Tingkat kemiskinan yang menurut pemerintah menurun seakan-akan hanya pemanis kata karena bertentangan dengan kondisi riil dimasyarakat. Rakyat sudah cukup tertekan kenapa ditambah penderitaan dengan menaikkah harga BBM. Sementara dikau tertawa dan tersenyum menikmati uang rakyat. Sungguh terlalu, ku berduka kau bahagia

Ku pergi kau kembali… Ibarat perumpamaan mobil mogok. Kau suruh kami mendorong mobilmu, namun tatkala mobil jalan kau tinggalkan kami dalam kelelahan. Jangankan tumpangan ucapan terimakasih pun tidak. Kami mulai sadar betapa kami telah salah memilihmu menjadi pemimpin kami. Kami mulai pergi meninggalkanmu dan tak percaya lagi denganmu. Namun tatkala mendekati pemilu, kau kembali datang dengan beribu janji manismu untuk kembali menggoda hati kami untuk memilihmu. #Menyedihkan.

Ku mencoba meraih mimpi, kau coba tuk hentikan mimpi…. Beberapa pekan ini kita mendengar tentang kisah seorang remaja SMK yang meraih nilai ujian tertinggi se-Jawa Timur. Namun yang lebih menarik untuk diperhatikan adalah remaja berprestasi ini nyaris gagal melanjutkan mimpinya untuk mengenyam pendidikan lebih tinggi lagi di bangku perkuliahan. Usut punya usut, kendala ekonomi yang melatarbelakangi. Walau pada akhirnya ada bantuan dari pemerintah yang kembali menerbitkan asa bagi remaja ini. Ini hanya sebagian kisah dari sekian banyak cerita tentang anak-anak bangsa yang memiliki otak brilian yang “gagal” meraih mimpi dikarenakan faktor biaya pendidikan yang mahal dan seolah-olah ingin menyampaikan pesan bahwa “orang miskin dilarang pintar”. Sungguh #mengharukan.

Wahai pemerintah, sungguh kami tak banyak menuntutmu. Cobalah berlaku bijak pada kami dengan memberikan keadilan agar kami dapat hidup sejahtera. Sebelum akhirnya kami putuskan untuk berpisah darimu. Sekian…

Minggu, 30 Desember 2012


Ujian itu sesuatu banget…

Ujian bagaikan terik sinar sang surya…
Hadir ke dunia bersama berjuta karunia…
Janganlah bertekuk lutut dalam pelukan putus asa…
Jangalah bersimpuh di hadapan duka…

Hadapilah segala tantangan sambutlah harimu dengan suka cita…
Hadapilah segala ujian dalam kesulitan pasti ada kemudahan…
Munsyid : Shoutul Harokah – Hadapilah –

Para pemuda, mulai dari SMA hingga yang kuliah. Wah… udah tiba masa ujian nih. Ada yang sudah selesai, lega rasanya J. Namun ada yang belum, mesti mempersiapkan dengan matang agar mendapatkan hasil yang maksimal. Sesungguhnya walaupun masa-masa ujian itu adalah masa-masa yang menakutkan, saat-saat yang menegangkan, dan ingin rasa lari daripadanya. Namun inilah yang harus dilalui dan dihadapi. Sebab jikalau kita menghindarinya maka kita tidak akan selesai sekolahnya. Atau kuliahnya akan terhambat. Betul tidak? Oleh sebab itu ujian adalah sebuah tantangan yang harus dilewati untuk sebuah tujuan dan cita. Ia adalah anak tangga yang harus kita daki. Walau mungkin semakin tinggi semakin lelah, itulah pertanda bahwa kualitas diri kita semakin lebih baik. Ujian itu sesuatu yang berat namun pasti kita lalui dan dapatkan.
Dalam setiap ujian ada nilai. Nilai akan diberikan kepada setiap peserta ujian atas seberapa besar usaha yang ia berikan untuk mempersiapkan dan menghadapi ujian yang diberikan. Semakin baik usaha akan meningkatkan kemampuan kita. Semakin baik kemampuan kita menghadapi ujian, maka nilai yang dihasilkan pula akan baik. Tingkat kesulitan ujian beragam disetiap waktu. Semakin tinggi kelas kita semakin sulit pula soal ujiannya. Tingkat kesulitan soal anak kelas 1 SD berbeda dengan soal anak kelas 2 SD. Begitu pula seterusnya. Semakin tinggi kelas kita, soal yang di berikan juga semakin sulit. Sang pemberi ujian sungguh mengetahui kemampuan diri kita untuk menghadapi ujian yang Dia berikan. Dia telah memberikan kita bekal pelajaran dan pengetahuan yang cukup untuk menghadapi soalan dalam ujian. Karena sungguh Dia tidak akan memberikan ujian melebihi kemampuan kita. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya…” (Qs Al Baqarah : 286).
Jikalau kita berhasil menjawab soal ujian dengan baik dan benar sesuai dengan target yang diberikan, insya Allah kita akan lulus dan berhak atas kenaikan kelas lebih tinggi. Jikalau belum berhasil maka ada ujian susulan. Sampai benar-benar kita mampu melewati ujian tersebut. Sungguh sang pemberi ujian ingin agar kita berhasil menjawab soalan dengan baik dan tepat. Bahkan Dia memberikan kesempatan untuk mengulang sampai berhasil.

Ujian itu sesuatu yang “memaksa”
Pertama, memaksa kita untuk berusaha, untuk mempersiapkan segalanya. Berikhtiar dengan sungguh-sungguh. Tak kenal lelah demi mempersebahkan yang terbaik. Teringat dahulu ketika ingin menghadapi Ujian Akhir Nasional (UAN). Segalanya dipersiapkan mulai dari materi-materi, soal-soal. Waktu digunakan dengan maksimal untuk belajar. Sepulang sekolah tidak ada kata main dan membuang waktu untuk hal-hal sia-sia. Ikut bimbingan belajar, diskusi kelompok atau sekedar menjawab latihan soal. Semua dilakukan untuk mendapatkan nilai terbaik dan lulus dengan hasil yang sempurna dan memuaskan. Ujian itu memang memaksa kita. Memaksa untuk menjadi lebih baik. Bener gak???
Kedua, memaksa kita untuk lebih semangat lagi beribadah dan berdo’a. Ada seorang sahabat yang merasa kesulitan untuk bangun sholat malam. Tiba suatu ketika esok hari ia ingin maju sidang tugas akhir. Dengan tekat kuat akhirnya ia dapat bangun malam dan berdua-dua dengan Rabb-nya. Memanjatkan do’a agar diberikan kemudahan dalam menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan oleh dosen penguji. Walaupun sebenarnya banyak hal yang dapat kita lakukan untuk dapat bangun malam hari. Namun sungguh ujian itulah yang memaksa diri kita untuk lebih dekat pada-Nya. Karena sesungguhnya pusat segala kekuatan itu ada pada-Nya. Ujian sebesar apapun itu dapat dengan mudah dilalui dengan dekat dan memohon kekuatan dari-Nya. Setelah berikhtiar mari bertawakal serahkan pada-Nya. Jadi ujian itu memaksa kita agar lebih sholeh dan dekat dengan-Nya kan. Bener gak???
Ketiga, ujian itu memaksa kita untuk selalu bersabar. Jika soal ujiannya mudah untuk kita jawab sih oke-oke aja. Namun jikalau mendapat soal yang sulit. Soal yang sulit ibarat ujian yang berat. Wah… terkadang kita merasa ingin sekali mundur dan menyerah. Namun itulah makna ujian. Kita dituntut untuk sabar dalam menghadapinya. Dikarenakan keyakinan yang mendalam bahwa sang pemberi ujian adalah sang maha mengetahui akan kemampuan kita, sang pemberi ujian ingin agar kita semakin menjadi pribadi yang lebih baik dengan ujian tersebut. Dan yang terpenting adalah agar kita semakin dekat pada-Nya. Karena ujian itu maha kecil dan Dia maha besar. Allahuakbar! Bersabarlah sungguh Allah bersama orang yang sabar. Bersabarlah maka engkau akan mampu mengalahkan mushmu seperti firmannya : “Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti.” (Qs Al Anfaal : 65). Jadilah air yang sabar. Walaupun ia tertahan oleh sebuah dinding, ia sabar. Sabar menunggu sang mentari datang membuatnya dapat menguap dan menjadi hujan. Pada akhirnya air tersebut berhasil melewati rintangan yang ada dihapannya. Jadi ujian itu memaksa diri kita menjadi pribadi yang sabar. Bener gak???

Sungguh ujian itu sesuatu banget… Seperti lirik lagu diawal. Ujian itu sesuatu yang panas seperti panasnya terik sang surya, namun hadirnya memberikan berjuta karunia. Karunia untuk hidup kita menjadi lebih baik dan bermakna. Ibarat air yang terus bergerak, gerakan air menyebabkan ia menjadi air yang sehat yang kaya akan oksigen. Namun berbeda halnya air yang tenang. Air yang tenang ibarat hidup yang adem ayem tanpa ujian. Air yang tenang menjadi sarang penyakit dan tumbuh berkembangnya bakteri yang menyebabkan air tersebut tidak bermanfaat dan cenderung membahayakan.
Ujian itu sesuatu baget… sesuatu yang membuat kita tak bertekuk lutut dalam pelukan putus asa dan bersimpuh dihadapan duka tanpa mau berusaha. Karena ujian memaksa kita untuk selalu berusaha dan bekerja keras agar berhasil atau sekiranya gagal, maka kita akan bersungguh dalam ujian susulan untuk dapat melewatinya.
Oleh sebab itu, hadapilah segala tantangan dan sambutlah harimu dengan suka cita. Hadapilah segala ujian karena sungguh dalam kesulitan pasti ada kemudahan. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (Qs Al Insyirah : 5-6).
Dan kepada setiap ujian yang datang hadapilah sobat… hadapilah… dan yakinlah Allah bersama kita dan yakinlah kemenangan dan pertolongan Allah akan segera datang. “nashru minallah wa fathun kariib…”. Wallahu’alam bi Ash Showab.

Dwipa Aprianur
Samarinda, Kalimantan Timur

Senin, 24 Desember 2012

Masjid Al Fatihah, Masjid Baru Harapan Baru


Masjid Al-Fatihah, Masjid Baru Harapan Baru

Suatu pagi seusai tilawah beberapa lembar, ku langkahkan kaki untuk sekedar menggerakkan dan meregangkan otot-otot tubuh semenjak kemarin padatnya aktivitas yang ku lalui. Dan juga hari ini segudang aktivitas telah menanti dan memenuhi catatan buku agendaku. Fikirku dengan berjalan-jalan di seputaran kampus dapat merilekskan tubuh serta fikiran. Aktivitas ini sering ku lakukan di pagi hari berjalan mengitari kampus, menuju taman kecil di sekitar perpustakaan universitas mulawarman.
Pagi itu pandangan mataku mengarah pada bangunan masjid yang sedang dibangun. Sebenarnya semenjak aku mulai kuliah, masjid ini sudah mulai dibangun. Namun dikarenakan satu dan lain hal proses pembangunannya pun terhenti. Dan pada akhirnya di akhir tahun ini baru kembali dimulai pembangunannya. Akhirnya pagi itu kuputuskan untuk mengecek lebih dekat lagi progress pembangunan bagian dalam masjid. Sempat terlintas dalam benakku, mungkin aku adalah mahasiswa yang pertama kali menginjakkan kaki di masjid kampus yang baru dibangun ini. Walaupun sebenarnya di kampus kami sudah ada masjid, namun jika dibandingkan dengan total civitas akademika yang ada terbilang sangat kecil. Karena hampir setiap sholat jum’at masjid selalu kekurangan tempat bagi para jama’ah.
Terlihat dari luar masjid ini tampak begitu megah. Masjid dengan konsep bangunan dua lantai ini berdiri tepat di belakang masjid yang lama dan terdengar kabar bahwa antara masjid yang lama dan baru akan di sambung mengingat masjid yang lama adalah milik yayasan yang tidak boleh dibongkar. Sekilas melihat konsep bangunannya adalah konsep moderen dengan ornamen-ornamen masjid kebanyakan namun tanpa kubah. Direncanakan pada lantai satu untuk ibadah sedangkan pada lantai dua untuk kajian dan juga aktivitas lainnya.
Sejenak aku termenung duduk di lantai dua masjid yang baru ini. Dalam benakku aku berfikir, mungkin ini adalah saatnya suasana islami di kampus itu di mulai. Inilah pertanda cita-cita yang dahulu menjadi impian mulai jelas terlihat dihadapan mata. Dengan di bangunnya masjid yang baru ini aktivitas keislaman di kampus ini semakin berkembang. Hal ini dapat terlihat dari jumlah jama’ah sholat yang semakin bertambah. Dengan berdirinya bangunan masjid kampus yang baru ini segala aktivitas pembinaan keislaman akan semakin bergairah lagi. Masih segar dalam ingatanku tatkala masjid kampus yang lama penuh sesak dijejali mahasiswa yang asyik ikut hadir dalam pembinaan keislaman intensif (mentoring). Hampir di setiap sudut-sudut masjid luar dan dalam di penuhi mahasiswa. Dan hal ini Nampak ketika mentoring akbar, sampai-sampai harus di laksanakan dua kali dalam sehari untuk fakultas dengan jumlah mahasiswa banyak. Dengan bangunan masjid yang baru ini tak perlu khawatir lagi kekurangan tempat dan aktivitas pembinaan dapat dilaksanakan dengan baik.
Gerakan Kebangkitan dari Masjid Kampus
Masih duduk termenung aku pada masjid yang baru, mengingat akan sebuah kata “gerakan kebangkitan dari masjid kampus”. Allahuakbar ! kata-kata yang memberikan motivasi dan harapan. Segala bentuk gerakan perubahan dan perbaikan itu bermula dari masjid. Seperti baginda Rasulullah yang memulai membangun Negara Madinah dari Masjid Nabawi. Gerakan perubahan itu bermula dari masjid, gerakan perbaikan itu disusun dimasjid. Menebarkan rahmat dan keberkahan Allah untuk seluruh ummat yang ada di sekitarnya.
Gerakan kebangkitan dari masjid kampus. Pembinaan keislaman kepada generasi muda di lakukan di masjid kampus. Mereka dibekali dan dibina dengan pembinaan nilai aqidah, ibadah dan akhlaq yang baik dan benar. Mereka dibekali kemampuan baca Al-Qur’an agar mampu mempelajari dan menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup. Mereka di persiapkan untuk dapat memimpin diri mereka, keluarga mereka, masyarakat dan juga negara nantinya. Terbayang olehku betapa indahnya ketika melihat kelompok-kelompok mentoring itu melingkar di seantero penjuru masjid kampus yang besar ini. Lantunan ayat-ayat Al-Qur’an di bacakan. Ada yang asyik berdiskusi, ada yang sibuk dengan hafalan Al-Qur’annya dan tak jarang ada yang berkelompok mengerjakan tugas perkuliahan. Hati mereka terpaut dengan masjid. Merekalah generasi yang di impikan dan dinanti zaman ini untuk menumbangkan dan menggantikan generasi yang lama. Mereka adalah generasi baru yang lahir dari rahim masjid kampus, yakni generasi emas.
Gerakan kebangkitan dari masjid kampus. Terbayang olehku tatkala masjid ini dipenuhi oleh ribuan jamaah sholat jum’at. Taka ada lagi jama’ah yang tak mendapatkan tempat. Tak ada lagi jama’ah yang harus berpanas-panasan karena bangunan masjid yang tak mampu menampung. Semua khusyu’ mendengarkan khutbah jum’at, semua merasa nyaman berada di rumah Allah ini, semua bisa lebih khusyu’ dalam sholatnya. Allahuakbar! Seakan-akan keberadaan kampus islami itu ada di hadapan mata.
Gerakan kebangkitan dari masjid kampus. Kampus sebagai miniatur dari sebuah Negara hendaknya memperhatikan akan hal ini. Yakni bagaimana mencetak generasi yang unggul sesuai kebutuhan zaman. Generasi yang mampu menyeimbangkan komponen-komponen yang ada pada dirinya. Antara fikriyah (fikiran), jasadiyah (jasad) dan ruhiyah (ruhani). Jika ketiga komponen ini diberi makan yang sesuai maka jadilah ia pribadi yang tawadzun (seimbang). Namun kebanyakan saat ini yang kita amati adalah ketidak seimbangan ketiga komponen ini, sebagai dampak ada bagian yang tidak diberikan makanan. Dan gerakan kebangkitan dari masjid kampus ini diharapkan mampu mencetak dan mempersiapkan generasi pemimpin masa depan yang cerdas (fikiran terpenuhi), sehat (jasad terpenuhi) dan yang tak kalah pentingnya yakni sholeh (spiritual terpenuhi).
Gerakan kebangkitan dari masjid kampus. Adalah sebuah langkah nyata yang ditempuh dengan kerja-kerja yang tak mudah. Kita harus kembali meramaikan dan memakmurkan masjid. Pada waktu Rasululah SAW hijrah dari Makkah ke Madinah dengan ditemani sahabat, Abu Bakar ra. Beliau melewati daerah yang disebut dengan Quba disana beliau mendirikan Masjid pertama sejak masa kenabian, yakni masjid Quba. Selanjutnya setelah di Madinah beliau juga mendirikan masjid, tempat ummat islam melaksanakan sholat berjama’ah dan melaksanakan aktivitas sosial lainnya. Jadi semakin jelas bahwa masjid adalah salah satu kebutuhan primer untuk sebuah cita-cita perubahan menuju keadaan yang lebih baik. Karena masjid didirikan untuk memenuhi kebutuhan ummat islam (khususnya kebutuhan spiritualitas) untuk mendekatkan diri pada penciptanya, menghambakan diri, tunduk dan patuh mengabdi padaNya. Masjid juga menjadi tambatan hati, pelabuhan pengembaraan hidup dan energi kehidupan ummat islam.
Gerakan kebangkitan dari masjid kampus. Semangat ini yang harus terus ada dalam benak civitas akademika dunia kampus dimanapun berada. Jika ingin mengawali perubahan dan perbaikan, mulailah dari masjid. Curahkan perhatian kita pada masjid, ramaikan masjid dengan aktivitas-aktivitas, sholatlah berjamaah di masjid, rapatkan dan eratkan tali persaudaraan antar sesama ummat muslim, insya Allah kebangkitan dari masjid kampus, kemenangan dari masjid kampus dan gerakan perubahan dari masjid kampus bukan hanya mimpi dan harapan akan perubahan itu kembali lahir bak kupu-kupu yang siap menaburkan serbuk sari cinta di taman-taman kampus, negeri ini dan dunia. Kemudian melahirkan bunga-bunga kebaikan dan keberkahan. Karena harapan itu akan selalu ada. Allahuakbar ! Wallahu’alam bi ashowab.

Dwipa Aprianur
Universitas Mulawarman
Samarinda Kalimantan Timur

Selasa, 27 November 2012

jadilah manusia yang stabil


Jadilah manusia yang “stabil”

Allah SWT banyak menyimpan pelajaran yang penuh makna dalam kehidupan yang terkandung di alam ini. Harun Yahya menyampaikan di dalam Al-Qur’an dinyatakan bahwa orang yang tidak beriman adalah mereka yang tidak mengenali atau tidak menaruh kepedulian akan ayat atau tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah di alam semesta ciptaan-Nya. Sebaliknya, kata beliau ciri menonjol pada orang yang beriman adalah kemampuan memahami tanda-tanda dan bukti-bukti kekuasan sang pencipta tersebut. Ia mengetahui bahwa semua ini diciptakan tidak dengan sia-sia, dan ia mampu memahami kekuasaan dan kesempurnaan ciptaan Allah disegala penjuru manapun. Pemahaman ini pada akhirnya menghantarkannya pada penyerahan diri, ketundukan dan rasa takut kepada-Nya. Ia adalah termasuk golongan yang berakal, yaitu “…orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali ‘Imraan : 190-191).
Dibanyak ayat dalam Al-Qur’an, lanjut harun yahya pernyataan seperti, “Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?”, “terdapat tanda-tanda (ayat) bagi orang-orang yang berakal,” memberikan penegasan tentang pentingnya memikirkan secara mendalam tentang tanda-tanda kekuasaan Allah. Allah telah menciptakan beragam ciptaan yang tak terhitung jumlahnya untuk direnungkan. Segala sesuatu yang kita saksikan dan rasakan di langit, di bumi dan segala sesuatu diantara keduanya adalah perwujudan dari kesempurnaan penciptaan oleh Allah, dan oleh karenanya menjadi bahan yang patut untuk direnungkan. Satu ayat berikut memberikan contoh akan nikmat Allah ini : “Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanaman-tanaman ; zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (QS. An-Nahl : 11).
Di dalam pelajaran tentang mekanika tanah, kita mempelajari satu bahasan yakni faktor kestabilan lereng. Bilamana lereng dikatakan stabil (tidak longsor) ataupun longsor dipengaruhi oleh dua faktor, yakni gaya penggerak dan gaya penahan. Jika pada suatu lereng gaya penahan lebih besar dibandingkan dengan gaya penggerak, maka lereng tersebut stabil (tidak longsor). Akan tetapi bilamana gaya penggerak lebih besar dari pada gaya penahan, maka lereng tersebut akan mengalami longsor (tidak stabil).

Berkaitan dengan hal ini, ada sebuah pelajaran berharga yang dapat saya ambil. Dari ilmu tentang kestabilan lereng. Sebuah mata perkuliahan di jurusan Teknik Pertambangan. Yakni ada 3 golongan manusia sebagai bukti identifikasi kestabilan dirinya yang dikaitkan dengan kestabilan lereng tanah. Kita sebut saja gaya penahan ini adalah takwa, sementara gaya penggerak ini adalah hawa nafsu. Dalam banyak pendapat salah satunya disampaikan hakikat takwa adalah, hendaknya Allah tidak melihat kamu berada dalam larangan-larangan-Nya dan tidak kehilangan kamu di dalam perintah-perintah-Nya. Sementara hawa nafsu keburukan adalah sesuatu yang selalu membawa kita ke arah ketidaktaatan, keburukan dan pembangkangan kepada Allah dan perintah-perintah-Nya.

Manusia yang pertama adalah manusia yang stabil, yakni manusia yang pada dirinya terdapat gaya penahan yang jauh lebih besar dibandingkan gaya penggerak. Pada diri manusia ini terdapat nilai dan makna takwa yang besar dibandingkan dengan hawa nafsu. Ketika datang gelombang keburukan yang terus menggelayuti di setiap langkah dan sisi kehidupan, maka dengan besarnya takwa yang bercokol di dalam dirinya ini yang akan meng-counter pengaruh hawa nafsu yang muncul dan mencoba merusak segalanya. Manusia ini yang dimaksud sebagai manusia yang stabil, manusia yang tidak longsor.

Ketika nilai gaya penahan yang rendah dibandingkan nilai gaya penggerak yang jauh lebih besar, maka manusia jenis ini adalah manusia yang tidak stabil dan akan longsor ibarat lereng yang gaya penggeraknya jauh lebih besar dari gaya penahannya. Tipisnya tameng takwa pada diri karena jarang diperhatikan komponen keterikatan setiap partikelnya agar selalu terikat antara satu dan lainnya yang menyebabkan nilainya rendah dan lemah. Atau ada faktor eksternal yang menyebabkan nilai takwa ini begitu kecil dan lemah sehingga tak mampu menahan nilai faktor penggerak yang besar yang ditimbulkan dari hawa nafsu yang bergejolak dan memberikan gempuran dalam diri. Manusia seperti inilah yang disebut manusia yang tidak stabil dan dapat dipastikan segera akan mengalami kelongsoran.

Dan jenis manusia yang ketiga adalah manusia yang labil (antara stabil dan longsor). Dalam ilmu pertambangan lereng ini yang jauh lebih berbahaya karena kita tidak bisa memprediksi kapan dia akan longsor. Bisa jadi ketika lengah atau ketika kita belum siap. Dan yang lebih berbahaya lagi apabila ia belum sadar bahwasannya dirinya ini akan longsor, dan akhirnya ia mengakhiri hidup ini dalam keadaan su’ul khatimah, naudzubillah. Allah SWT berfirman dalam ayat-Nya : “Hai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam islam secara keseluruhan (kaffah), dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah : 208). Ini menjelaskan kepada kita bahwa masuklah dan beradalah dalam islam dengan pemahaman yang menyeluruh. Tidak setengah-setengah. Ini merupakan perintah Allah kepada orang-orang yang beriman untuk masuk kedalam islam secara utuh dan menyeluruh. Mereka tidak meninggalkan sesuatu pun darinya, dan agar mereka tidak seperti orang-orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya.

Jadilah kita manusia yang stabil. Manusia yang nilai penahannya (takwa) jauh lebih besar dibandingkan nilai penggeraknya (hawa nafsu). Mari tingkatkan takwa kepada Allah agar kita menjadilereng yang stabil dan kokoh serta aman bagi diri sendiri dan juga aman bagi orang-orang yang berada di sekitar lereng (diri kita). Wallahu a’lam bishawab.

Dwipa Aprianur
Mahasiswa Teknik Pertambangan
Universitas Mulawarman

Minggu, 25 November 2012

Ada Apa Dengan Palestina


Ada Apa dengan Palestina (AADP)
Pada awalnya aku hanya sering melihat benderamu. Merah, hitam, putih, hijau. Berkibar di tanah airku. Di kostku tak ada televisi, aku pun jarang membaca surat kabar. Ku pikir maksudnya apa? Ada apa dengan palestina? Apakah ada kunjungan tokoh palestina ke negeriku? Atau ke daerahku? Beberapa waktu lalu aku pernah melihat ada beberapa mahasiswa yang memakai pakaian dan atribut palestina. Tanyaku dalam hati, ada pawai kenegaraan kali ya? Tapi kok palestina saja? Mana Negara lain…Ya sudahlah fikirku….
Akan tetapi tiba suatu masa ketika ada sahabatku yang mengajakku untuk hadir dalam sebuah acara kajian tentang bangsa palestina. Fikirku untuk apa sih mengetahui sejarah bangsa lain, sementara sejarah bangsa sendiri saja belum banyak ku ketahui. Tapi dalam hatiku berkata, daripada gak ada kerjaan dan sendirian di kost mending aku ikut saja selain itu kan hadir dalam majelis ilmu itu banyak keutamaannya. Tepat pada hari kamis di masjid kampus, aku hadir dalam kajian keislaman khusus membahas tentang palestina. Pematerinya langsung datang dari Jakarta. Yakni ketua korps mubaligh pada sebuah lembaga kemanusiaan Republik Indonesia, Komite Nasional untuk Rakyat Palestina. Dr. Muqoddam Cholil, MA. nama beliau.
Lebih kurang satu setengah jam beliau memaparkan kepada peserta tentang kondisi terkini bangsa palestina, sejarah bangsa palestina, sejarah perjuangan muslim untuk palestina. Bagaimana ketika Salahudin Al-Ayyubi membebaskan palestina. Ini yang membuat saya faham tentang akar permasalahan yang terjadi di palestina.
Energi dan perjuangan yang dicurahkan oleh para pejuang islam dahulu dalam mempertahankan dan merebut kembali palestina dengan susah payah mengorbankan segalanya. Pasukan Kristen dahulu ketika sebelum palestina terbebaskan oleh salahudin, yakni ketika perang salib mereka membantai sekitar 70.000 kaum muslim untuk merebut palestina. Sungguh sangat kejam tindakan mereka padahal ketika itu kaum muslim tidak sedang melakukan kesalahan. Namun Allah SWT memberikan kemerangan bagi kaum muslimin. Kemenangan pasukan pimpinan Salahudin Al Ayyubi ini terjadi pada 27 rajab bertepatan dengan sejarah Isra mi’raj Rasulullah SAW. Hingga saat ini masjid Al Aqsha selalu “menangis” dan rindu akan Salahudin Al Ayyubi zaman ini yang akan kembali membebaskan Palestina dari cengkraman zionis Israel. Siapakan Salahudin Al Ayyubi zaman ini?
Selain itu aku juga mengetahui tentang kejahatan dan kekejaman Israel. Khususnya kaum zionis yang berada dibalik semua ini. Mereka adalah penjahat perang abad ini. Yang herannya dunia membiarkan hal ini terus dan terus terjadi. Seakan-akan mereka tak pernah tau dan tak akan pernah peduli dengan bencana kemanusiaan yang terjadi di palestina.
Tidak semua Negara arab yang berada di timur tengah atau bahkan yang bertetangga dan berbatasan langsung dengan palestina yang peduli dengan penderitaan rakyat palestina. Mesir contohnya. Dahulu dimasa rezim pemerintahan presiden Husni Mubarak jangankan bantuan yang diberikan justru malah mempersulit akses dunia luar untuk dapat memberikan bantuan kepada palestina. Selain itu di tambah pula dengan pendirian tembok pembatas oleh Israel sepanjang 750 kilometer, tingginya 8 meter (dua kali lipat tembok berlin) dan memiliki lebar 30 – 100 meter yang memisahkan antara Al-Quds timur dan barat. Sementara warga pelestina banyak yang bermukim di timur. Di bagian barat adalah posisi masjid Al-Aqsha sehingga warga disana terhalang untuk melaksanakan sholat di masjid yang menjadi kiblat pertama ummat islam ini.
Indonesia merupakan Negara yang memiliki populasi muslim terbesar di dunia. Seharusnya dukungan dan bantuan itu datang dari Indonesia harus lebih besar pula. Namun informasi tentang hal ini mungkin belum tersebar merata atau mungkin rakyat Indonesia belum memiliki pemahaman yang cukup serta keinginan dan kepedulian yang besar terhadap kondisi ini. Tapi aku yakin dan bertambah yakin seuatu saat nanti semua paham dan semua akan berjuang dengan cara apa saja demi kemerdekaan palestina.
Namun Allah SWT punya rencana lain dan jauh lebih baik. Dan kita yakin akan hal itu. Terus berdoa dan memberikan apa yang kita miliki untuk palestina. Bisa dengan dana, dengan tenaga membantu menggalang dana dan menyebarluaskan informasi kepada masyarakat dengan aksi-aksi damai di tengah masyarakat. Serta terus memboikot produk-produk Israel yang digunakan untuk membiayai perang melawan saudara kita.
Akhirnya aku mengenal apa itu palestina, siapa itu zionis israel dan yang terpenting bagiku adalah informasi bahwa ternyata masih ada saudaraku disana yang belum merdeka. Mereka dijajah oleh penjajah, ditindas dengan keras, disiksa tanpa dosa, disakiti tanpa belas kasih…. Korban banyak warga sipil dari wanita, orang tua sampai tubuh kecil tanpa dosa. Sedih? Pasti, marah? Apalagi. Tak pernah kurasakan gejolak emosi seperti ini. Timbul pertanyaan dalam hati? Apa yang bisa ku perbuat? Apa yang bisa ku berikan untuk saudaraku di palestina? Mereka dahulu pernah berjasa kepada Negara Indonesia. Meraka menjadi salah satu Negara yang pertama kali mengakui kemerdekaan Indonesia setelah Mesir. Ketika itu diwakili oleh Mufti Besar Palestina, M. Amin Husaini. Bahkan palestina pernah membantu dalam sebuah bencana di tanah air. Sekarang mereka butuh bantuan kita, seluruh ummat muslim dunia, karena perjuangan palestina adalah perjuangan muslim sedunia. Insya Allah palestine will be free….
@dwipa at hamas,november 2012

Rabu, 07 November 2012

Pahlawan Masa Kini… Bukan Pahlawan Masa lalu.



Mari kemaskan potensi belia
Menyelalukan latihan dan kerja
musuh utama kita semuanya
parapenopang dagu dan peminta

Agama kita pula mengajarkan
Tangan di atas pasti dimuliakan
Malulah hai jiwa bila kau rentan
Membelai kemalasan dan khayalan

Asahilah belati akalmu dengan membaca dan bekerja
Perkayalah jati dirimu hai kawula muda

Kita bukanlah bangsa hanya bangga pada pendahulunya
Sementara potensi jiwa hancur berderai diterbangi masa
Musuhi segala penghalang kita demi kemajuan bangsa tercinta
Gali keahlian dalam segala buktikan kau pasti dikenang bangsa


Sebuah nasyid yang berjudul potensi jiwa dinyanyikan oleh mahasiswa ketika itu, yakni group nasyid “sewarna” yang terdiri dari 6 orang terbentuk ditahun 2003 tepat di kota Samarinda, Kalimantan Timur. Lirik nasyid di atas sepintas menyampaikan pesan kepada kita tentang potensi yang dimiliki oleh kaum muda. Yang jika potensi ini dikembangkan bukan menjadi sebuah mimpi akan menghasilkan jutaan bahkan lebih kekuatan yang dapat terpancar dari dalam diri para generasi belia. Bukan hanya untuk dirinya melainkan keluarga. Bukan hanya untuk keluarga saja melainkan masyarakat. Bukan hanya untuk masyarakat saja melainkan untuk Negara, bangsa dan agama. Itulah pemuda yang mengembangkan potensi diri dengan keyakinan tinggi akan janji Allah SWT dikemudian hari. Dan janji Allah adalah sebuah keniscayaan. Allah berfirman “…Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah?...(QS At Taubah : 111).

Beberapa hari lagi kita akan memperingati hari pahlawan. Yakni pertempuran di kota Surabaya  antara pihak tentara Indonesia dan Belanda. Peristiwa besar ini terjadi pada tanggal 10 November 1945 di kota Surabaya,  Jawa Timur. Pertempuran ini adalah perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah proklamasi kemerdekaan indonesia dan satu pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah revolusi nasional Indonesia yang menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme.

Kata pahlawan menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran atau pengertian lain adalah pejuang yang gagah berani. Momentum peringatan hari pahlawan kali ini mengajarkan kita akan sikap patriotik rakyat dan pahlawan indonesia zaman dahulu. Pahlawan masa lalu, adalah mereka yang berjuang pada masa lalu, mereka yang diberikan kesempatan untuk berkontribusi lebih, mereka yang memiliki keyakinan kuat untuk merealisasikan cita-cita dan harapan. Dahulu gelar pahlawan diberikan kepada siapa saja yang mati di medan pertempuran baik mati karena membela bangsa dan negaranya maupun agamanya. Namun di era modern ini gelar pahlawan menjadi lebih luas dan tidak ada batasan yang jelas. Misalnya para Tenaga Kerja Wanita (TKW) disebut sebagai para pahlawan devisa. Guru yang mengajar disekolah diberi gelar pahlawan tanpa tanda jasa. Bahkan seorang pria ataupun wanita yang bekerja membanting tulang demi menghidupi keluarganya disebut sebagai pahlawan keluarga.

Setiap zaman ada rijal-nya (orangnya), setiap zaman ada tantangannya… hari ini tak sama hari kemarin, masa kini tak sama masa kemarin, zaman ini tak sama zaman kemarin. Kalau dahulu para pahlawan berjuang melawan penjajah dengan senjata dan langsung bertatap muka, namun sekarang penjajah bukan memerangi kita dengan cara berhadapan face to face, akan tetapi dengan senjata yang lebih halus, bahkan tak terlihat melalui fashion (pakaian/perhiasan), food (makanan), film, fun (hiburan). Mereka berupaya ingin menjauhkan para pahlawan zaman ini dengan senjatanya. Agar pahlawan-pahlawan nantinya lupa dengan senjata, terlena, termakan rayuan, tergoda dan akhirnya dapat dengan mudah dilumpuhkan tanpa perlawanan yang berarti. Sangat mudah, tanpa mengeluarkan banyak biaya pun tetesan darah mereka para penjajah meluluh-lantah, mengobrak-abrik pertahanan para pahlawan dan merebut izzah (harga diri) yang suci ini…

Wahai pahlawan masa kini…
Allah SWT berfirman : “Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai 'uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk, satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar” (QS. An- Nisaa’ : 95).
Ayat Al-Qur’an di atas menerangkan kepada kita tentang keutamaan orang yang berjuang di jalan Allah. Agama islam mengajarkan kepada ummatnya untuk selalu berbuat. Melakukan kebaikan hingga dikatakan dalam sebuah hadits bahwa sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain, khairunnas anfaahum linnas. Sungguh Allah SWT telah memberikan potensi yang luar biasa dalam diri kita. Allah menjelaskan dalam ayat lain bahwa manusia adalah sebaik-baik penciptaan “sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (Qs. At Tiin : 4). Jikalau kita berhasil mengelola potensi tersebut, jadilah kita manusia yang sukses bukan hanya di dunia melainkan di akhirat. Dan kita akan selalu dikenang walaupun jasad kita sudah tak ada lagi di dunia. Itulah makna pahlawan sejati, umurnya tak lama namun jasanya akan dikenang dan dirasakan mendalam melebihi bahkan melampaui jumlah umurnya.

Wahai pehlawan masa kini…
Jadilah kita seperti air yang selalu bergerak dan mengalir dengan derasnya. Bukan seperti air yang cenderung diam, statis tanpa pergerakan, membisu tak banyak membantu. Air jenis ini adalah sarang kuman dan penyakit, rumah bagi jutaan bakteri pembunuh yang berbahaya bagi siapapun yang meminumnya. Jadilah air yang mengalir, bergerak ke segala arah. Air yang sehat, kaya akan oksigen serta mineral yang bermanfaat bagi siapa saja yang meminumnya. Air yang kehadirannya ditunggu bahkan dicari-cari oleh manusia. Bukan sebaliknya menjadi orang yang selalu berharap tanpa berusaha, menopang dagu tanpa langkah seribu, selalu meminta tanpa disertai dengan kerja nyata…
“Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan” (QS. At-Taubah :105).

Wahai pahlawan masa kini…
Tangan yang berada di atas (pemberi) lebih baik daripada tangan yang di bawah (penerima). Bahkan dalam riwayat muslim Rasulullah saw. biasa berdoa: Ya Allah! Aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan, sifat pengecut, menyia-nyiakan usia dan dari sifat kikir. Aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur dan dari fitnah kehidupan serta kematian. Lepaskan semua belenggu syaitan yang ada pada diri. Berlari setiap hari, berjuang dengan garang, raih cita dan harapan, singkirkan halangan untuk kehidupan yang lebih baik dimasa depan…

Wahai pahlawan masa kini…
Asahilah belati akalmu dengan membaca dan bekerja. Agama ini mengajarkan kepada penganutnya agar menjadi insan pembelajar. Terbukti dalam ayat Al-Qur’an yang pertama kali turun adalah perintah kepada Rasulullah SAW. Al-Qur’an surah Al-‘Alaq : 1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Karena kita dituntut untuk faham sebelum malakukan amalan. Dan Allah SWT memberikan dan menaikkan derajat manusia yang berilmu beberapa derajat “…Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-Mujaadilah : 11). Wahai pahlawan ayo perkaya diri dengan banyak berteman dengan pelajaran dan wawasan. Banyak membaca dan menelaah segala persoalan yang ada di sekitar kita. Hingga kita menjadi dewasa dan lebih dewasa memahami peran serta kita dan untuk apa sebenarnya kita diberikan jatah usia oleh Alla Ta’ala…

Wahai pahlawan masa kini…
Kita bukanlah bangsa yang hanya bangga pada pendahulunya. Tanggal 10 november diperingati sebagai hari pahlawan. Momentum untuk sejenak merenung akan perjuangan para pendahulu yang membebaskan tanah air dari cengkraman penjajah. Kita mungkin bangga terhadap mereka namun jangan berlebihan. Sekarang bukan saatnya membanggakan pahwalan saja, cukup hanya merasakan dan menghayati semangat juang serta menghadirkan semangat tersebut di zaman ini dengan kekuatan yang berlipat-lipat. Musuhi segala penghalang kita demi kemajuan bangsa tercinta. Gali keahlian dalam segala, buktikan kau pasti dikenang bangsa….
Selamat berjuang wahai pahlawan zaman ini. Ingat bukan kelemahan yang menakutkan, akan tetapi ketakutan itulah yang melemahkan… jadilah pemberani. Wallahu a'lam bishawab.
From : Dwipa Aprianur, Universitas Mulawarman
Samarinda, Kalimantan Timur

Sabtu, 27 Oktober 2012

Hai Pemuda


HAI PEMUDA

Hai pemuda singsingkan lengan bajumu
Harapan negeri tersemat dipundakmu
Tuntut ilmu giat berjuang bersama
Kita songsong masa depan nan mulia

Masa muda jangan terbuang percuma
Pastikan langkah untuk wujudkan asa
Tiada guna berpangku tangan semata
Bangkitkan negeri harapan masih ada

Ibu pertiwi menanti langkah sucimu
Satu niat satu tekad kita maju
Pikir karya kerja nyata langkah bersama
Kita bangun Indonesia adil sejahtera

“Hai Pemuda”
Munsyid : Izzatul Islam

Sepenggal bait dari nasyid yang dilantunkan oleh group izzatul islam sepintas menyampaikan kepada kita tentang gambaran peran dan fungi para pemuda. Bahwa pemuda adalah harapan bangsa yang dituntut untuk menjadi generasi pengganti yang akan melanjutkan estafet perjuangan. Pemuda dituntut untuk memimpin perubahan. Bahkan kehadiran seorang pemuda merupakan penantian dari sang ibu pertiwi yang kita cintai ini.Di dalam diri para pemuda terdapat sebuah kekuatan besar yang jika dekelola dengan tepat, maka akan menghasilkan energi yang sangat besar. Energi perubahan yang dapat meneggelamkan segala bentuk keburukan di hadapan.
Namun jauh diatas harapan kita semua bagaimana kondisi para pemuda saat ini. Tak terkira akal fikiran anak SMP sudah berani berbuat yang tidak wajar, anak remaja sekolah menengah atas asyik tawuran. Belum lagi tindak kriminal obat terlarang, pencurian, perampokkan serta pemerkosaan. Tak jarang kita menyaksikan berita yang menyedihkan ini hadir di media atau bahkan terjadi disekitar kita.
Namun jika kita merenung sejenak, memperhatikan indahnya makna yang terkandung dalam kitabullah. Di dalam Al-Qur’an Allah SWT khusus memberikan ruang yang membahas tentang pemuda. Tentu kita ingat sebuah surah yang ada dalam Al-Qur’an, surah yang menceritakan tentang perjuangan beberapa orang pemuda dalam menyelamatkan keyakinan di atas penindasan dari pemimpin mereka yang berlaku dzalim terhadap rakyatnya. Mereka adalah ash-habul kahfi. Allah SWT menerangkan beberapa karakter yang dimiliki oleh mereka yang kiranya ini harus ada didalam diri para pemuda saat ini. Yakni pada Al-Qur’an surah Al-Kahfi ayat 13-14:

“Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk. Dan Kami meneguhkan hati mereka diwaktu mereka berdiri, lalu mereka pun berkata: "Tuhan kami adalah Tuhan seluruh langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran."

Ayat-ayat yang memuliakan pemuda. Ayat-ayat yang mengisahkan langkah-langkah perjuangan pemuda, keteguhan perjuangan pemuda, ketabahan dalam menghadapi tantangan dan resiko. Karena segala bentuk kondisi yang kita lihat saat ini salah satu penyebabnya adalah pada diri pemuda yang tidak mampu melewati ujian zaman yang ada saat ini. Sehingga mudah terperdaya oleh keadaan yang ada disekitarnya.

Ciri yang pertama : Allah mengatakan, mereka itu adalah pemuda. Pemuda yang bagaimana yang dipuji oleh Allah ini? Allah katakana mereka adalah pemuda yang amanu, pemuda yang mempunyai keyakinan, pemuda yang mempunyai kedalaman iman dan pemuda yang memiliki keteguhan hati. Dan kekuatan……kekuatan itu bersumber dari imannya kedapa Allah SWT.
Cukupkah pemuda dengan imannya? Iman memang landasan, iman memang basis, iman memang fundamen bagi kehidupan siapaun apalagi pemuda. Akan tetapi kata Allah, wazidnahum huda… Kata Alah, kami beri petunjuk kepada mereka , kami beri petunjuk pada jalan yang lurus. kami beri petunjuk kepada jalan yang benar, kepada langkah-langkah perjuangan yang benar, kami beri petunjuk ke arah yang tepat, dan kami beri petunjuk apa yang harus dicapai dalam berjuang.
Ciri yang kedua, pemuda hari ini adalah pemuda yang selalu meminta kekuatan kepada Allah dalam langkah perjuangannya, pemuda yang memohon petunjuk kepada Allah akan arah perjuangannya dan pemuda yang meminta kepada Allah agar di mudahkan dan dikuatkan dalam perjuangannya. Pemuda hari ini harus lebih mendekatkan diri kepada Allah agar diberikan petunjuk yang jika Allah SWT inginkan maka tak ada seorang jua pun yang dapat menghilangkannya dari hadapan.
Kemudaian ciri yang ketiga adalah, Warabatna ala kulubihim. Kata Allah, kami teguhkan hatinya, kami kokohkan tekadnya, kami gembleng keyakinannya… Para pemuda harus memiliki keteguhan hati. Dalam langkah perjuangan bukan tak mungkin banyak hal yang selalu menyebabkan diri ingin meninggalkan medan pertempuran, mundur mengalah dan lemah akan cobaan yang ada. Namun pemuda dituntut untuk berupaya sekeras mungkin seraya memohon kepada Allah agar diberikan keteguhan hati tatkala berjuang seperti pada pemuda diri kahfi.

Kemudian Allah menggambarkan karakter perjuangan pemuda, idzkomu fakolu. Ini adalah ciri keempat yang harus dimiliki pemuda yakni mereka bangkit dan berkata. Pemuda tidak rela untuk duduk-duduk, pemuda tidak rela untuk berpangku tangan, dia selau bangkit dan bangkit untuk terus berjuang….Pemuda, selamanya mempunyai semangat kebangkitan ketika yang lain lumpuh. Pemuda selamanya mempunyai semangat kebangkitan ketika yang lainnya lesu. Pemuda selalu memberikan inspirasi akan kebangkitan ketika yang lain bosan. Pemuda bersifat deklaratif, bersifat proklamatif, dan berjuang dengan atraktif. Pemuda tidak pernah menutup mulutynya karena ketakutan, pemuda tidak pernah gemetaran kakinya karena ancaman, pemuda tidak pernah lunglai lututnya karena tekanan dan penderitaan.

Karena itu, wahai pemuda…bangkit dan proklamirkan perjuanganmu, bangkit dan deklarasikan perjuanganmu, bangkit dan aktraktif perjuanganmu. Karena Allah, Rasul dan seluruh ummat manusia menunggu kedatanganmu. Kedatangan yang membawa kepada kebaikan, kedatangan yang membawa angin segar perubahan. Serta ketangan yang membawa menuju kehidupan yang cemerlang dikemudian hari.
Inilah keempat ciri yang harus ada dalam diri pemuda saat ini dalam menjawab tantangan globalisasi menuju kehidupan yang lebih islami. Dan akhirnya, kemangan sejati yang akan diraih pada diri sendiri, keluarga, masyarakat dan negara menjadi sesuatu yang pasti. Bangkit pemuda, harapan perubahan itu akan selalu ada…

Samarinda, 27 Oktober 2012
Oleh : Dwipa Aprianur, Samarinda Kalimantan Timur
085753671538, ikhwandwipa@gmail.com